Inilah jadinya apabila manusia tidak bertuhankan Allah...
SHREE MAA ANANTANAND bersama sebahagian daripada ubat-ubatan yang diperbuat daripada air kencing lembu untuk merawat pesakit yang menghidap penyakit buah pinggang dan kanser di Ahmedabad. |
SHREE MAA ANANTANAND bersama sebahagian daripada ubat-ubatan yang diperbuat daripada air kencing lembu untuk merawat pesakit yang menghidap penyakit buah pinggang dan kanser di Ahmedabad. |
Gambar hiasan, inilah wajah penulis buku Siri Bercakap Dengan Jin, Tamar Jalis yang telah mendedahkan identitinya.
Diantara persamaan antara jin dan manusia itu diantaranya adalah:
1. Yang menciptakan manusia dan jin adalah Allah SWT
2. Mereka semua diciptakan untuk beribadat kepada Allah SWT sahaja. Allah SWT, berfirman :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Surah Adz Dzariyat : 56).
3. Maka tidak ada perbezaan secara umum antara beban yang diberikan pada jin dan manusia dalam perkara beribadat kepada Allah SWT.
Kita setara dalam perkara apa yang telah menjadi ketetapan takdir dari Allah SWT kepada mereka. Dalam masalah kematian dan sebab-sebabnya. Mereka juga sama dalam perkara tidak mengetahui bila ajalnya dan tidak mengecualikan seorang pun dalam perkara kematian kecuali Iblis. Sungguh Allah SWT telah memberikan tempoh sampai pada batas waktu yang ditentukan.
4. Masing-masing dari kalangan jin dan manusia juga akan dibangkitkan untuk dihisab. Jin juga akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang mahsyar dalam keadaan nampak.
Allah SWT, berfirman:
“Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.”
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
“Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (Surah Ar Rahman :31-33).
Setiap jin dan manusia yang mukmin akan masuk surga dan yang kafir masuk neraka sebagaimana yang telah dijelaskan dari banyak dalil yang sahih.
5. Jin dan manusia tidak mengetahui perkara ghaib. Allah SWT, berfirman :
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahawa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (Surah Saba : 14).
6. Asal penciptaan keduanya adalah dari air. Allah SWT, berfirman:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis haiwan dari air, maka sebagian dari haiwan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surah An Nur : 45).
7. Jin memiliki status yang berbeza-beza seperti manusia. Di antara mereka ada yang menjadi raja; ada yang kaya dan adapula yang miskin; ada yang kuat dan ada pula yang lemah; ada yang pintar dan ada pula yang bodoh; ada yang mulia dan ada pula yang hina; ada yang cantik dan ada pula yang buruk; ada yang menjadi penmimpin dan ada pula yang menjadi rakyat; ada yang menjadi ulama ada pula yang bodoh; ada yang menjadi sasterawan atau ahli syair, da’i dan penuntut ilmu. Mereka juga berkelompok-kelompok, ada yang menjadi ahli bidaah dan ada pula yang sunni; ada yang yahudi dan ada pula yang nashara atau majusi; ada yang Arab dan ada pula yang bukan Arab.
Allah? SWT, berfirman:
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian perkaranya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeza-beza.” (Surah Al Jin : 11).
Yang dimaksud dengan “Ath Tharaa’iq” adalah berkelompok. Yang dimaksud dengan “Qidadaa” yaitu berbeza-beza.
8. Jin mampu untuk mengganggu manusia dengan berbagai macam gangguan dimulai dengan memberikan waswas, menjauhkan dari jalan Allah SWT, menganggap baik perbuatan jelek dan boleh menguasai badan manusia.
Bahkan sebahagian dari mereka mampu menguasai manusia dengan memukul, membunuh, menahan, menculik dan merasuki serta yang lainnya. Manusia juga mampu menyakiti jin baik secara umum maupun khusus. Adapun menyakiti mereka secara umum dengan cara berlindung diri kepada Allah SWT, dengan menjaga zikir-zikir yang disyariatkan serta istiqamah di atas manhaj Nabi Muhammad SAW. Adapun menyakiti mereka secara khusus seperti apa yang dialami oleh sebahagian mereka berupa pemukulan atau membunuh sebahagian jin baik dengan cara yang hak maupun batil.
Jin dan manusia diberikan oleh Allah SWT. Kehendak untuk memilih, kekuatan dan kemampuan untuk menerima kebenaran atau menolaknya. Itu semua berada di bawah kehendak Allah SWT dan ketetapan-Nya dan setiap gerakan-gerakan mereka itu terjadi dengan izin-Nya.
9.Jin dan manusia ada yang di antara mereka ada yang terjatuh dalam perbuatan maksiat dan yang kafir di antara mereka tetap diharapkan untuk bertaubat kepada Allah SWT,.
Kaum mukminin dari kalangan jin dan manusia mendapatkan karamah[1] dari Allah SWT. Allah SWT, memuliakan di antara mereka bagi siapa yang dikehendaki-Nya baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
Ini merupakan perkara-perkara terpenting didalam Aqidah (keyakinan) tentang persamaan antara jin dan manusia. Namun jika dijelaskan secara lebih rinci beserta cabang-cabangnya, maka jumlahnya akan lebih banyak lagi.
Dan hanya kepada Allahlah kita meminta pertolongan.
[1] Karamah adalah suatu kejadian yang luar biasa yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki Allah SWT, dari kalangan hambaNya dengan tujuan untuk menampakkan kebenaran agamanya. Sebagian para ulama menyebut istilah mukjizat bagi para nabi sedangkan karamah untuk para wali Allah yang bertaqwa kepada-Nya.
Masih takut dengan Jin??Rasulullah SAW pun selalu bergurau.Baginda sering mengajak isteri dan para sahabatnya bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun usikan beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya.
Bila ketawa, baginda tidak melampaui batas tetapi hanya sekadar tersenyum. Begitu pula dalam bergurau, beliau tidak berkata kecuali yang benar.
Abu Hurairah RA pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah SAW menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Sahih)
Di syurga tiada orang tua
Rasulullah SAW pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada Allah agar Allah memasukkan aku ke syurga .”
Maka Nabi SAW berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya syurga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua .”
Maka wanita tua itu pun menangis.
Kemudian Rasulullah SAW memahamkannya, bahawa ketika dia masuk syurga, tidak akan masuk syurga sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.
Lalu Nabi SAW membaca firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita syurga) itu dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Surah Al Waqi’ah: 35-37)
Siapa lebih kuat makan.
Satu ketika, Rasulullah SAW dan para sahabat sedang makan buah kurma, biji- bijinya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyedari bahawa dia memakan terlalu banyak kurma.
Biji- biji kurma sisa mereka berkumpul lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah SAW. Maka Ali pun secara diam- diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah.
Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan, “ Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang berkumpul di tempatmu.”
Nabi pun tersenyum dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya”. (HR. Bukhori)
Siapa yang mahu beli budak ini??
Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya fikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”.
Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan.
Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah.
Zahir pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??”
Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka”
Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas RA)
Moralnya, Rasulullah SAW, adalah orang yang suka menebarkan kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Walapun beliau menghadapi berbagai kesusahan yang bermacam-macm, namun beliau juga bergurau dalam batasan tidak bercakap sesuatu kecuali yang benar.
Selawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
“There is no investment in Israel more vital than an investment in the children.” (Israel Children Centre)
Yury Ivanof dalam bukunya yang berjudul “Hati-Hati Zionisme” menulis bahawa ajaran kekejaman, kekerasan dan kebiadaban dalam Talmud sudah diajarkan ke kanak-kanak sejak kecil lagi.
Mereka menanamkan prinsip asas kepada kanak-kanak seperti tindak penindasan, pembunuhan dan terorisme adalah sah dan sangat dianjurkan dalam agama Yahudi. Selain dari orang Yahudi berhak untuk dibunuh, ini adalah perintah suci untuk bangsa Yahudi.
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)
kepada seorang anak adalah sebuah doktrin wajib bagi orang tua. Dalam Talmud, pengabaian pendidikan agama (baca: Zionisme) oleh orangtua adalah sebuah tindakan yang tercela.
“Menyangkal pengetahuan agama (sama dengan) merampas anak-anak dari warisan.” (Talmud Sanhedrin 91b)
Maka itu betul kata C. Robb, “When you into the eyes your children, you can see the future of Israel”. Yahudi sedar bahawa pendidikan anak adalah kemestian memerangi orang non-Yahudi dan sebuah ideologi yang akan menghasilkan bibit-bibit baru.
Berdasarkan penelitian Dr. Wail al-Qodhi, bahawa melalui pelajaran Sejarah, Geografi dan Bahasa Ibrani selalu menggunakan pendekatan ajaran Talmud, iaitu terorisme dan kekerasan. Kanak-kanak Yahudi sejak kecil sudah diajarkan, bahawa seorang Yahudi apabila berkahwin dengan Non Yahudi hukumnya tidak sah. Kerana dalam ajaran Talmud wanita Non Yahudi dianggap sebagai binatang peliharaan.
Dalam bahasa Talmud, maka wanita non Yahudi akan disebut dengan istilah Shiksa. Shiksa sendiri adalah kata turunan dari kata Ibrani “shegitz” yang bermaksud bangkai babi. Oleh sebab itu, tak hairan jika seorang anak kecil Yahudi di Israel pernah ditangkap kamera sedang menendang seorang ibu muslimah sebagai bentuk doktrinasi Talmud dalam otaknya.
Bukti untuk memperkuat penemuan itu adalah sebuah survey yang diadakan Ary Syerabi, bekas tentera dari Persatuan Anti Teror Israel, terhadap 84 kanak-kanak Israel usia sekolah rendah, semasa dia berkerjasama dengan London Institute for Economic Studies. Dari survey ini kelihatan kita akan melihat betapa mereka memang sudah bersiap untuk bertempur melawan kita.
Ketika itu Ary Syerabi ingin mengetahui perasaan apa yang ada di dalam benak kanak-kanak Israel terhadap kanak-kanak Palestin sebaya mereka yang sesungguhnya. Kepada kanak-kanak Israel itu, Ary memberikan sehelai kertas dan pensil, lalu kepada mereka Ary berkata, “Tulislah surat buat kanak-kanak Palestin, surat itu akan kami sampaikan pada mereka.”
Hasilnya sangat menakutkan. Kanak-kanak Israel yang menyangka suratnya benar-benar dikirim kepada kanak-kanak Palestin menulis surat mereka dengan sebenar-benarnya, keluar dari hati mereka. Salah satu surat ditulis oleh seorang anak perempuan Israel berusia 8 tahun. Ia mengaku menulis surat kepada anak perempuan Palestin sebayanya.
Isi suratnya antara lain:
“Sharon (PM. Israel, red.) akan membunuh kalian dan semua penduduk kampung dan membakar jari-jari kalian dengan api. Keluarlah dari dekat rumah kami, wahai monyet betina. Kenapa kalian tidak kembali ke (tempat) dari mana kalian datang? Kenapa kalian mau mencuri tanah dan rumah kami? Saya mempersembahkan untukmu gambar (ini) supaya kamu tahu apa yang akan dilakukan Sharon pada kalian…ha…ha…”.
Dan gambar yang dimaksud anak Israel itu adalah sebuah sosok Ariel Sharon dengan kedua tangannya memegang kepala anak perempuan Palestin yang menitis darah.
Menurut Dr. Wail Al Qadhi setidaknya ada 5 kesimpulan dalam pendidikan yang di ajarkan Yahudi terhadap kanak-kanak, iaitu:
1. Tercapainya keyakinan mutlak pada kanak-kanak bahawa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan dan mempunyai hak yang penuh atas tanah Israel.
2. Mewujudkan generasi yang benci terhadap bangsa Arab dan Islam dengan cara brutal, sadis dan teroris serta memperluas wilayah Israel dengan cara merampas.
3. Memperjelas dan memberikan pemahaman pada kanak-kanak, orang Yahudi akan menjadi musuh bersama non Yahudi, dan tidak akan ada yang menolong Bangsa Yahudi kecuali orang Yahudi itu sendiri.
4. Mewujudkan generasi yang saling menolong dan melindungi hanya untuk sesama Yahudi dan untuk non Yahudi berlaku sebaliknya.
5. Terbentuknya generasi yang bangga sebagai bangsa Yahudi, kaum termulia dari umat lainnya (sya’bu mukhtar), bangsa yang mendapat kehormatan mendapat “tanah yang dijanjikan” (al-ardhu al-mau’udah), dan sebagai bangsa pilihan yang mempunyai kelebihan dan keistimewaan.
Media Barat sering menggembar-gemburkan bagaimana kurikulum sekolah di Palestin kerap mengajarkan kebencian mereka kepada Israel, tanpa mereka melakukan kritik serupa kepada orangtua Israel yang mendoktrinkan kanak-kanaknya yang menyatakan bahawa kanak-kanak Palestin lebih buruk dari najis.
Mereka juga menyalahkan ajaran Jihad sebagai punca kegagalan perdamaian antara Israel dan Palestin, tanpa menunjuk dimana tidak ada ajaran yang lebih biadab dari Zionisme yang menyatakan selain golongannya lebih daripada babi yang sakit.
Inilah yang dilakukan oleh Arlene Khusner, seorang wartawab Israel, yang pernah menulis “Texts of Hate” pada tahun 2008 yang menyerang ajaran kekerasan dalam Al Qur’an sebagai “pihak tertuduh” dibalik kebencian anak Palestin kepada regim Zionis.